Sabtu, 08 Desember 2012

One and Only


Terima kasih atas waktu yang kau berikan selama ini, perhatian yang tulus kau berikan kepada saya, sungguh saya mengucapkan sangat berterima kasih.

Tak akan pernah aku lupakan semua kebaikan yang kau berikan kepada ku, dan hal yang paling penting yang tak akan pernah aku lupakan, karena kau lah yang pertama membuat aku bahagia, sedih, selalu merasa rindu, selalu mengingatmu, dan kamu yang pertama membuat aku benar-benar tahu apa yang sering orang katakan cinta, apa itu rasa mencintai yang selama ini aku Cuma bisa mendengarnya saja.

Maafkan aku yang tak pernah puas dengan hal ini, seharusnya aku udah cukup senang kau mau menjadi temannku, tapi ternyata aku meminta lebih darimu, sungguh bodoh aku ini.. :’(
Jika kau berkenaan, maafkan lah aku yang membuat masalah kamu bertambah, padahal aku tahu bahwa kau lagi banyak masalah, tapi tetap aja aku melakukan hal bodoh ini.

Pada awalnya tak ada niat aku untuk melakukan hal ini, tapi berjalan iringnya waktu dan komunikasi yang kita lakukan, rasa itu timbul dengan sendirinya, saya pun binggung mengapa rasa itu muncul, aku tak berani untuk mengungkapkan rasa ini, karena ku tahu kamu masih bersama nya, sampai akhirnya ku tahu bahwa kau tak lagi dengan dia, maka rasa ini semakin bergejolak. Aku tak tahu bagaimana cara aku untuk menyampaikannya langsung kepada mu, yang ku lakukan hanya membuat membuat status di FB dengan harapan kamu baca dan kamu tahu bahwa orang yang ku sebut-sebut di FB tersebut adalah kamu. Aku tak tau, apakah kamu tau bahwa orang itu adalah kamu, atau kamu pura-pura tidak tau ??

Entah lah, yang akhirnya kamu pun tahu bahwa itu adalah kamu yang setiap hari aku sebutkan dalam status fbku, walaupun dengan cara yang tak indah kau tahu itu.
Lama tak berkomunikasi sejak itu, setelah aku kirim sms permintaan maaf ku atas kejadian tersebut. aku tak berani untuk memulai mengirim sms ke kamu seperti yang sering aku lakukan dulu, aku takut kamu marah. Kelang berapa hari, rupanya kamu yang  mengirim sms kepada saya, hmmm,, betapa senangnya ternyata kamu ngak marah kepadaku.
Sejak kejadian itu, komunikasi yang terjalin semakin berkurang, aku sudah malu untuk memulai sms dengan mu, dan kamu pun tak pernah sms aku lagi, sekedar untu bertanya  “lagi apa ?? sudah makan ?? “ pun ngak sampai di HP ku.

Kamu ngak tau, bagaimana harapan saya tiap hari, saya berharap bahwa setiap sms yang masuk adalah sms dari mu, ternyata itu hanya harapan kosong yang membuatku semakin kecewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar