Selasa, 27 Maret 2012

Karya Ilmiah Pertama Saya...


PENDIDIKAN BERKARAKTER SEBAGAI SOLUSI  PENDIDIKAN DI INDONESIA

Salah satu segi penilaian sebuah daerah atau sebuah negara maju adalah dari kualitas pendidikannya. Dimana pendidikan adalah hal yang wajib dan harus ada pada diri manusia karena pendidikan merupakan latar belakang kualitas diri seorang manusia yang menentukan dirinya dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah suatu aspek yang fleksibel, yang artinya dapat berlangsung dimana saja, kapan saja, serta dengan siapa saja. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang sedang berjalan di keramaian, tanpa sengaja melihat seorang anak kecil yang sedang berjualan gorengan. Secara tidak langsung pendidikan telah terjadi, mahasiswa tersebut pun mendapatkan pelajaran dari yang ia lihat tersebut yaitu mengenai kerasnya kehidupan ini dan betapa susahnya mendapatkan uang itu.
Pada masa sekarang ataupun di masa lampau, pendidikan merupakan hal yang sangat penting, baik itu di negera-negara barat, timur tengah, maupun di Indonesia sendiri. Namun, cara penyampaian ilmu pada masa lampau  sangat berbeda dengan masa sekarang. Pada masa sekarang semua sudah sangat maju, perbedaannya terletak pada metoda pengajaran, alat bantu pengajaran, dan cara siswa menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. Pada zaman sekarang apabila seorang siswa mendapat tugas dari guru, mereka dengan mudah menemukan jawabannya dengan bermacam-macam literatur buku, maupun dengan menggunakan internet. Sangat berbeda dengan masa lampau, seorang siswa harus bersusah payah dahulu untuk mendapatkan jawabannya dengan semua keterbatasan yang ada.
Pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan sedang mencari jalannya. Mengapa demikian ? Telah banyak metoda-metoda yang diusungkan oleh menteri pendidikan maupun dinas-dinas pendidikan terkait untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Mulai dari kurikulum yang hampir setiap tahun berubah, wajib belajar 9 tahun, hingga pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Tingkat kelulusan UN mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tiap tahunnya selalu menurun, ini disebabkan karena siswa menjadikan UN itu sebagai beban yang harus ditempuhnya dan merupakan jalan untuk melanjutkan sekolahnya ke tingkat yang lebih tinggi, belum lagi standar kelulusan yang selalu naik. Pada tahun lalu dengan standar sekian saja para siswa banyak yang tidak lulus, dan pada tahun ini standar harus dinaikkan lagi. Sehingga pemerintah seperti menumpuk-numpukkan masalah yang tidak ada solusinya.
Apakah ada solusi untuk pendidikan di Indonesia yang saat ini sedang mencari jalannya ? Salah satu solusinya dengan menerapkan pendidikan berkarakter. Sebelum lebih jauh membahas mengenai pendidikan berkarakter, ada baiknya kita mengetahui definisi dari pendidikan dan karakter itu sendiri. Pendidikan menurut John Dewey seorang ahli filsafat pendidikan Amerika pregmatisme dan dinamis, pendidikan (education) diartikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia (IKIP, 1992:1). Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan nasional, pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek dan tubuh anak) (Ki Hajar Dewantara, 1977:14). Karakter menurut Prof. Suyanto Ph. D adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi prilaku ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan berkarakter merupakan sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter, nilai-nilai karakter kepada anak usia sekolah yang dimana nilai-nilai tersebut memiliki komponen pengetahuan, kesadaran individu, tekad serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karakter anak tidak dapat terbentuk dengan begitu saja, melainkan membutuhkan suatu proses. Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuk karakter seorang anak. Seperti yang telah di bicarakan diatas yaitu proses anak mendapatkan jawaban tugasnya, Selain itu faktor lingkungan, dimana lingkungan yang bermula dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi terbentuknya karakter seorang anak, karena hampir seluruh waktu anak dihabiskan di rumah, dan keluarga merupakan pihak yang paling awal memberikan perlakuan kepada anak, semua tindakan orang tua maupun keluarga yang lain merupakan contoh untuk sang  anak. Dikeluarga anak mendapatkan pengajaran agama, etika, keterampilan, moral, keteladanan, sifat tolong menolong, serta sifat tenggang rasa. Selain itu, untuk membentuk anak yang memiliki karakter baik perlu menjaga kualitas hubungan orang tua dengan anak.
Setelah anak cukup umur, maka anak tersebut akan memasuki dunia pendidikan formal, yaitu sekolah, disini anak akan ditempa untuk mendapatkan ilmu, hendaknya disini juga anak ditempa untuk menemukan karakter dirinya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membentuk karakter anak, diantaranya yaitu memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi, disini akan terlihat bakat dan minat yang disukai oleh anak tersebut. Setelah itu, kita sebagai pendidik ataupun orang tua dapat membantu mengembangkan bakatnya tersebut, dan membantu menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya.
Sebenarnya pendidikan berkarakter sudah ada sejak lama, yang telah banyak dianut oleh negara-negara maju, seperti Jepang, Amerika Serikat, China, serta Korea (Prof. Suyanto Ph.D). Namun di Indonesia pendidikan baru mulai diterapkan pada tahun 2007 yang disampaikan oleh menteri pendidikan M. Nuh. Negara kita tidak berkaca terhadap negara maju lainnya, seperti negara Jepang yang kita ketahui bahwa Jepang merupakan negara dengan empat musim dan sering terjadi bencana gempa. Mereka mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada pada negara mereka, namun dari kelemahan tersebut mereka dapat bangkit untuk maju. Begitu pun dengan dunia pendidikannya, mereka mengetahui bahwa tidak semua anak itu pandai dan memiliki potensi yang sama, maka mereka tidak membebankan para pelajarnya dengan setumpuk tugas yang dapat menguras tenaga dan pikiran para pelajarnya.  Mereka mengetahui bahwa disetiap negara itu hanya ada 5-10% saja manusia cerdas (Disdik-lampung.info).
Sebaliknya pendidikan di Indonesia menyiapkan siswanya untuk menjadi ahli pemikir dan ilmuan. Bangsa ini tidak menimbang kemampuan dan kecerdasan anak, serta potensi yang dimiliki anak tidak ada yang sama. Memang, jika dilihat prestasi anak Indonesia dikancah internasional seperti olimpiade, prestasi anak Indonesia cukup baik, namun hal tersebut tidak terlalu  membanggakan. Karena itu merupakan ilmu sesaat, maksudnya ilmu itu tidak dapat diterapkan secara langsung di dunia nyata.
Namun bagaimanapun juga bangsa ini telah banyak mencoba untuk mencari solusi pendidikan yang terbaik. Bangsa Indonesia telah banyak menerapkan berbagai macam metoda pendidikan, memperbaiki kurikulum pada setiap tahunnya, serta membantu mewajibkan wajib belajar 9 tahun. Begitupun dengan anggaran pendididikan yang ditingkatkan menjadi 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) (antaranews.com).
Untuk mengantisipasi semakin menurunnya tingkat pendidikan di Indonesia, sebaiknya bangsa ini melakukan perubahan-perubahan yang berisi inovasi baru dan mendengar aspirasi masyarakat mengenai pendidikan kedepannya. Pemerintah mengetahui metode dan cara dalam pendidikan yang digunakan negera-negara maju dalam melaksanakan proses pendidikannya. Salah satu metode pendidikan saat ini yang populer yaitu pendidikan berkarakter. Karena dari pendidikan karakter inilah akan terbentuk anak yang memiliki sifat dan watak yang mencerminkan dirinya sendiri, sehingga akan muncul rasa percaya diri pada dirinya. Rasa percaya diri ini mampu meningkatkan kepercayaan di semua hal. Misalnya, dalam melaksanakan tugas, sekalipun anak tersebut kurang mampu mengerjakan tugas tersebut, tapi karena adanya kepercayaan diri, maka tugas itu pun mampu dikerjakannya.
Selain itu sebaiknya pemerintah ataupun para pelajar yang terkait mengoreksi pribadi masing-masing. Apakah tujuan yang ingin ia capai sama dengan tujuan bangsa ini. Mengoreksi apakah sistem pendidikan yang dipakai saat ini sudah sesuai dengan kemampuan para siswa dalam mencapainya. Serta pemerintah mampu mengkaji ulang jalannya proses pendidikan selama ini.  

Posting Pertama Nih, heheheh...:)

haiii,
perkenalkan nama saya Hendri Okferianto, saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa di Salah satu Universitas di Sumbar, yaitu Universitas Negeri Padang (UNP).
saya belajar di Jurusan Elektronika dengan Prodi Pendidikan Teknik Elektronika...

bantu saya ya, agar lebih mendalami di blog Ini, hehehe...:)